ACUAN PERJUANGAN

"BERUSAHA MENEGAKAN KEBENARAN ... ELOK LAKU ... BAIK BUDI ...TAGUH IMAN..."

Friday, February 27, 2009

TANGISAN PARA PEMIMPIN

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu banwa) scsungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, (QS. Almukminin: 60)

Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam sholat malamnya membaca Al Qur'an Surat As Shoffaat. Ketika sampai pada ayat Allah yang menggambafkan penghuni rreraka maka beliau menangis. Tatkala bacaannya sampai pada kalimat,' "Waqiifuhum.:. inna-num mas-uuluun" (Dan tahanlan penghuni neraka bersama pemimpin-pemimpin mereka, karena mereka akan ditanya). Beliau mengulang-ngulang ayat ini dengan suara gemetar ketakutan, akhirnya Beliau pun pingsan disebabkan hebatnya rasa takut.

Seorang kepala negara menangis?! Mengapa?
Apa perlunya? Bukankah dia telah mencapai puncak kekuasaan? Bukankah dengan demikian orang-orang akan mengatakannya cengeng, hilanglah anggapan orang bahwa dia seorang gagah, dan opini publik akan menjatuhkannya. Pantaskah dia menangis? Kepadasiapa?! Seorang pemimpin sesungguhnya berada dalam puncak tanggungjawab. Dia tidak hanya bertanggung jawab atas dirinya tetapi atas orang-orang yang dipimpinnya. Seorang kepala negara di negeri muslimin akan ditanya tentang setiap jiwa yang berada di bavvah pemerintahannya... Bukan hanya jiwa, namun juga tentang kehormatan mereka, harta mereka, peningkatan kualitas intelektual mereka dan terutama sekali agama mereka. Jika ada rakyat dari ummat muslimin di negeri ini yang dizalimi maka Allah pasti akan menanyakan’ "Mengapa dia dizalimi?" Jika ada rakyatnya yang kelaparan, dia akan ditanya. Siapakah yang akan meminta pertanggung-jawabannya. Allah. Dialah Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Allah yang Maha mengenal keadaan hamba-hamba-Nya.Umar bin Abdul Aziz merupakan salah satu cucu dari Umar bin Khattab Radliyallahu Anhu, sahabat Rasulullah yang terkenal ahli pemerintahan. Amirul Mukminin Umar bin Khattab pun seorang yang takut kepada Allah. Pada suatu malam Beliau memhaca surat at-Thuur, dan waktu sampai ke ayat yang artinya, "Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar akan terjadi", tiba-tiba dia menangis. Beliau takut karena membayangkan apa yang terjadi bila azab Allah datang juga pada dirinya.
'Umar bin Khattab RA masuk Islam karena mata hatinya melihat keagungan Allah dalam untaian Surat Tahha. Beberapa k; li Umar bin Khattab jatuh pingsan karena takut ketika mendengar bacaan suatu ayat al-Qur'an. Pada suatu hari, Beliau mengambil sebatang jerami, lalu berkata, "Aduhai, alangkah baiknya jika aku menjadi jerami dan tidak menjadi sesuatu yang disebut. Aduhai, alangkah baiknya jika dulu ibuku tidak melahirkanku." Dia menangis terisak-isak sehingga air mata membasahi pipinya. Oleh karena itu, pada wajahnya ada garis bekas tetesan air mata. Detik-detik terakhir menjelang wafatnya, Umar bin Khathab menyuruh putranya menempelkan pipinya agar menyentuh tanah seraya berkata, "Semoga Allah Ta'ala merahmatiku. Alangkah celakanya diri ini, jika Allah Ta'ala tidak mengampuniku." Kata-kata ini diulanginya sampai tiga kali, dan beliau pun meninggal dunia.
Inilah di antara potret perasaan takut (khauf) ke pada Allah Azza wa Jalla dari para pemimpin ummat Islam. Khauf merupakan manifestasi dari hati yang sakit dan gundah karena prasangka akan terjadinya sesuatu yang menakutkan pada masa mendatang. Perasaan khauf inilah yang mampu mengendalikan diri dari setiap keinginan berbuat maksiat dan menambatkannya pada perasaan taat Semakin seorang pemirnpin merasa takut kepada Allah, semakin adil dan bijaksana dalam memimpin dan membimbing rakyatnya.
Takut kepada Allah tidak sama dengan takut seseorang kepada sesuatu yang membahayakart Jika anda takut api, Anda akan menjauhinya. Takut kepada anjing galak Anda harus menghindarinya. Takut kepada manusia yang diktator Anda mungkin memusuhinya dalam hati mekipun berpura-pura tunduk kepadanya. Sedangkan takut kepada Allah didasarkan pada cinta kepadaNya dan harapan untuk memperoleh rahmat dan kasih sayang-Nya. Orang yang takut kepada Allah bukanlah orang yang jauh dari Allah..
Justru karena cinta dan harap yang sangat hebat rasa takut in; membuat dirinya semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan berbagai cara yang mungkin. Orang yang takut kepada Allah justru orang yang banyak amal tetapi dia takut amal kebajikannya itu ditolak Allah.

Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka, Dan orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka, Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun), Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, (QS.23. Al Mukminuun: 57-60)


Para Rasul dan pengikut mereka iuga para sahabat Nabi Muhammad sangat banyak amalnya tetapi mereka, sedikit pun tidak merasa bangga dengan banyaknya amal tersebut. Perasaan khauf dari pemimpin yang bijaksana muncul karena beberapa faktor,
1. Adanya pengenalan terhadap keagungan dan kemuliaan Allan di a lam semesta dan daiam dirinya. Allah mencipta, mengatur, menumbuhkan, mendidik, dan menata a lam semesta. Allah pula yang mendetakkan jantungnya, mengatur jalan darah di tubuhnya, menambah umurnya membuatnya bernafas; dirinya sangat bergantung pada rahmat dan karunia Allah..
2. Menyadari bahwa dirinya sangat banyak memperoleh nikmat dan karunia Allah baik yang nampak maupun yang tersembunyi sebagai ujian dari-Nya. Di antara ujian itu adalah kepemimpinan yang kemungkinannya hanya dua... Pemimpin yang membawa manusia ke syurea yaitu pemimpin yang kebijakannya membawa kebajikan, perilakunya jadi teladan bagi para pengikutnya. Kedua pemimpin yang membawa ke neraka jahannam yaitu pemimpin yang kebijakannya merusak ummat manusia dan perilaku buruknya jadi inspirasi jelek bagi rakyatnya.
3. Adanya kesadaran terhadap besarnya tuntutan Allah terhadap apa yang dimiliki dan dinikmatinya selama hidup di Dunia. Termasuk perasaan bahwa diri ini telah banyak berbuat dosa, dan keyakinan akan dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan mereka itu kelak di kemudian hari. Rasa khauf (Takut kepada Allah) sangat penting dan diperlukan bagi setiap muslim, apalagi yang mengemban amanan memimpin masyarakat. Rasa takut akan membuat seorang pemimpin berani mengambil kebijakan yang adil tanpa takut kepada manusia atau pun ancaman bangsa lain... Allah Azza wa Jalla menyatakan

"Karena itu, janganlah katnu takut kepada mereka, melainkan takutlah kepada-Ku, jika katnu benar-benar orang yang beriman".
(QS 3. Ali'Imran: 175).

Dengan khauf, nafsu syahwatnya dapat terkikis, sehingga perilaku hidupnya menjadi terarah, dan hati akan terisi oleh rasa knusyuk, tawadlu, patuh terhadap perintah Allah Ta ala. Selain itu juga terhindar dari sikap-sikap takabur, dendam, dan dengki kepada hamba Allah. Khauf menjadikan hati seseorang terpenuhi rasa kekhawatiran terhadap sesuatu yang dialaminya kelak ketika menghadap Allah Ta'ala.. Karena itu, dia tidak menyisakan ruang di dalam batinnya selain rasa khauf dan senantiasa ber-muraqabah (berhati-hati), muhasabah (interospeksi diri), dan mujahadah (bersungguh-sungguh). Orang yang mempunyai rasa khauf tidak akan membiarkan setiap helaan napasnya dan sedetik pun waktunya berlalu sia-sia. Karena itu Allah Ta'ala menjanjikan sesuatu yang istimewa bagi mereka yang senantiasa takut kepada-Nya. Firman Allah dalam Alquran,

"... Allah ridha kepada mereka (penduduk surga) dan mereka pun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah balasan bagi orapg yang takut kepada Tuhannya." (QS.98 Al-Bayyinah8).

Lembaran Da’wah Keluarga
MARHAMAH

1 comment:

aguz said...

blog ana dah ganti akh